Jumat, 18 Maret 2011

[Proposal]Putra Petir Sumut-ITB Berbakti ke kampung Halaman


Marsipature Hutanabe, itu adalah semboyan Sumatera Utara yang sudah saya kenal sejak dahulu.  Bagi yang belum tahu, artinya adalah mari benahi kampung masing-masing. Maknanya jelas agar setiap anak daerah yang pergi keluar/merantau ke kota menuntut agar balik kembali ke kampung. Siapa lagi yang membangun daerah, kalau bukan anak/putra daerah tersebut. Saya bukan mengajak teman-teman untuk balik ke kampung dan berkontribusi terus disana. Namun disini, saya berusaha untuk mengajak semuanya bersama-sama membuat kontribusi nyata di Sumut. Yah, pastinya bukan langsung jadi konsultan/insinyur handal yang mampu membuat pembangkit (kalau bisa kenapa tidak?). Namun, bekerjasama bareng-bareng sesama putra daerah untuk memberikan minimal ‘sesuatu’ untuk membuat perbaikan disana. Yah, karena kita engineer listrik berarti sesuai dengan bidang kita yaitu kelistrikan.
What?
Mungkin teman-teman bertanya, apa yang akan kita lakukan? Simpel, hanya membuat proyek pembangkit kecil-kecilan namun berguna untuk mengatasi krisis listrik disana. Proyek ini dilakukan dengan membuat suatu proposal pembangkitan yang akan disampaikan ke Pemda SUMUT yang sekarang lalu bila gol, maka akan kita tindak lanjuti.


Where?
yah, dimana lagi selain di kampung kita. Sumatera Utara, terutama daerah-daerah yang bener-bener membutuhkan listrik namun tidak terjangkau dengan suplai listrik oleh PLN. Untuk itu, ini salah satu tugas kita juga untuk mencari lokasi-lokasi (lebih disarankan berdasarkan informasi temen2 di kampung atau dari internet saja).



Who?
Siapa lagi kalau bukan kita teman. Putra daerah Sumatera Utara yang saat SPMB dulu merasakan bagaimana hebatnya krisis listrik di PLN. Sampai-sampai mau belajar untuk SPMB tersebut saja susahnya minta ampun. Coba bayangkan kejadian yang menimpa kita tersebut sebenarnya merupakan ‘makanan’ sehari-hari putra-putri daerah yang sebenarnya berpotensi besar. Yah, Kita!. Kita yang akan menjadi salah satu pilar perbaikan di kampung tumpah darah kita tersebut. Kamu,Daud Bonatua Pangaribuan, Bona Hamonangan Lubis, Firman Chandra, Garry Gulfiano Lubis, Jefri Turnip, Daniel Marbun, First Lendy, Agus Praditya, Irwan Sirait, Yan Kevin Barus, dan Andi Hendra Paluseri (maaf bila ada yang belum disebut), maukah kita bekerja-sama dengan bersama-sama bekerja untuk mengerjakan proyek ini?.
Why?
Yah, karena kita putra daerah!. Putra daerah yang juga turut memiliki tanggung jawab moral baik terhadap masyarakat maupun pendidikan yang tengah kita kecap di kampus maha-dahsyat ini, ITB. Ilmu yang telah dikejar/didapat sudah seharusnya dikembangkan agar semakin bertambah ilmu yang kita miliki.
Berdasarkan sumber realitasonline.com (19/7/10) dikatakan bahwa kelistrikan di sumut masih babak belur. Juga sampai saat ini, masih terjadi pemadaman bergilir yang diakibatkan oleh pengoperasian PLTU yang molor dilakukan, metrotvnews.com (3/2/11). Itu beberapa kondisi kelistrikan yang saya paparkan kepada kita semua. Kita dapat membayangkan, kondisi perkotaan saja masih terjadi pemadaman bergilir, bagaimana dengan adik-adik kita di pelosok sana. Mungkin kita bisa bernafas lega mendengar elektrifikasi SUMUT masuk 10 besar di Indonesia sekitar 69%, namun itu belum cukup. Maukah kita untuk membantu kelistrikan disana? Yah, utamakan daerah-daerah yang benar prihatin saja dulu.
When?
Untuk hal ini, saya tidak mau langsung memberikan waktu. Berhubung teman-teman mungkin sudah mempunyai rencana pribadi masing-masing dalam waktu dekat. Jadi, kita haruslah berdiskusi terlebih dahulu. Saran saya, sebaiknya dilakukan setelah kita Juli ini. Namun, perencanaannya dari sekarang. Mengapa setelah juli? karena di waktu juli tersebut, sudah ada beberapa teman yang wisuda. Mungkin yang wisuda akan berpartisipasi lebih banyak. Nah, teman-teman yang belum wisuda mungkin bisa menjadikan ini materi tugas akhirnya.
Disiplin, merupakan kata bijak yang selalu dikumandangkan sejak usia kita masih kecil. Dan kata itu memang terbukti sangat dibutuhkan mungkin sampai kita menghembuskan nafas terakhir di dunia ini. Kedisiplinanlah yang akan mampu mengubah dunia menjadi lebih indah dan aman. Kedisiplinanlah yang mampu membuat suatu rencana yang sepertinya ‘Omong Doang’ namun menjadi kenyataan. Maukah teman-teman berkomitmen bersama-sama untuk merealisasikan proyek bersama ini dengan kedisiplinan yang tinggi?
How?
Mungkin ini pertanyaan yang akan diajukan oleh masing-masing dari kita. Saya mencoba untuk menganalisisnya dari yang paling dasar. Setelah direnungi, ternyata di Sumut khususnya, yang menjadi kendala adalah birokrasi. Oleh karena itu, birokrasi inilah yang harus kita bangun dan persuasifkan kepada pihak-pihak yang berwenang disana.
Setelah birokrasi dan administrasinya dijamin aman, maka yang akan kita lakukan adalah survey data terhadap daerah yang paling diutamakan untuk dibangun kelistrikannya dan studi literatur terhadap jenis pembangkitan apa yang cocok untuk diterapkan disana. Mungkin untuk survey, kita bisa menggunakan teman-teman yang di SUMUT untuk meninjau awal tempat yang memang sangat membutuhkan listrik lokal.
Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan, maka yang dilaksanakan selanjutnya adalah membuat proposal dan mencari sumber dana yang halal dan layak untuk menjalankan proyek bersama ini. Sembari fund rising, yang dilakukan adalah publikasi ke masyarakat bahwa kita akan melakukan ini. Diharapkan masyarakat SUMUT akan memberikan bantuan moral dan materil terhadap berjalannya program ini.
Setelah itu, benar-benar kita laksanakan.
Sepertinya, jari-jari saya sudah letih untuk mengetik tulisan ini. Lihat saja bagaimana keringat tumpah ruah di ruas-ruas jari saya. Mungkin ide saya terlalu ‘Omdo’. Namun teman, mau kapan lagi kita akan berkontribusi?  Khususnya ke Daerah yang mana menjadi tempat tanah kelahiran kita.
HORAS…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar