Kemarin selepas belajar tentang 'Short Circuit' di Digsilent oleh penutor berbakat (Rizky Rahmani.red), saya sholat jumat di Mesjid Dzaratul Ulum milik BATAN. Kala itu, kami semua sedang menunggu kehadiran Pak Agus belum muncul juga sampai detik-detik terakhir dan akan digantikan oleh pihak pengurus mesjid sendiri. Alhamdulillah, Beliau akhirnya muncul.
Tidak banyak pesan yang dapat saya ambil saat itu. Namun, ada beberapa pesan yang 'nendang' banget untuk menjadi pelajaran bagi kita semua. Pesan tersebut berupa ungkapan-ungkapan Sunda yang cukup bijaksana. Hanya dua ungkapan yang diberikan Ustadz pada khutbah jumat kemarin. Ungkapannya sebagai berikut :
1. Daripada merasa pandai mendingan pandai merasa.
Makna dari ungkapan diatas, janganlah menjadi orang yang sombong atau merasa tinggi karena diatas langit masih ada langit (nah, lho! ungkapan lagi). Lebih baik menjadi orang yang 'pandai merasa'. Pandai merasa disinipun bukan berarti orang yang mudah tersinggung. Kalau orang mudah tersinggung mah bukan 'pandai merasa' tapi 'cepat merasa'. Namun maksudnya adalah agar kita menjadi orang yang berempati bagi masyarakat sekitar
2. Memang baik menjadi orang penting namun lebih penting menjadi orang baik
Zaman sekarang orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pangkat/jabatan guna menjadi orang penting/berkuasa di masyarakat. Dengan 'perlombaan' yang mereka lakukan, sudah barang tentu banyak hal-hal kebaikan yang dilanggar. Padahal semestinya yang dikejar tiap orang haruslah lebih ke nilai kebaikan terserap ke dirinya bukannya mengabaikan nilai-nilai kebaikan hanya untuk mendapatkan pengakuan sebagai 'orang penting'.
Nah, hanya dua ungkapan tersebut. Namun, terasa benar-benar bermanfaat. Bagaimana dengan Anda? apakah memiliki ungkapan-ungkapan bijak lainnya? silahkan dishare disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar