Selasa, 19 April 2011

Sejarah IMMAM Bandung



IMMAM
Ahad (17/4) dimana hari pemilihan (dengan musyawarah) ketua IMMAM yang baru, hadir sekitar 4 alumni IMMAM untuk meramaikan acara ini. Dalam kesempatan kali ini, salah seorang tokoh pelaku sejarah pendiri IMMAM memaparkan tentang awal terbentuknya IMMAM tersebut. Diceritakan seperti ini: (saya menangkap ceritanya seperti ini, tolong dibenarkan bila terjadi kekeliruan data dikarenakan sangat penting untuk arsip IMMAM kedepannya).
Pada tahun 1985, di kampus ITB tepatnya di lapangan basket terjadilah suatu perseteruan hebat antara T.Geodesi dengan T.Elektro ITB dalam pertandingan tersebut. Mereka diwakili oleh Bang La dan Bang Ganda yang ternyata sama-sama orang Medan. Bang Ali Assegaf, seorang mahasiswa Mesin asal Solo berusaha mendamaikan keduanya. Salah satu dari kedua orang tersebut berujar,
‘Apa kau?, aku orang Batak, makan orang!.
Lalu si Bang Ali menjawab lantang, ‘Aku orang Arab, makan orang Batak’
Percakapan seru sekaligus lucu tersebut akhirnya membatalkan aksi perkelahian tersebut. Di kemudian harinya, tiga kawanan ini bertemu dan berencana untuk mendirikan suatu organisasi yang awalnya bertujuan sebagai garda terdepan dalam melakukan aksi-aksi mereka di kemudian harinya. Nah, karena melihat potensi orang-orang yang pandai ngomong dan ‘berkombur’ lebih dimiliki oleh orang-orang ‘kreak’ dari Medan, maka tercetuslah ide mendirikan Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan dengan catatan, anggotanya Bang Ali yang notabene pribumi solo juga ikutan dalam mendirikan organisasi tersebut.
IMMAM sendiri adalah perpaduan dari karakter mahasiswa yang hanya beribadah saja tanpa mau ‘menginjak bumi’ dengan mahasiswa yang sering beraksi tapi tidak mau ‘melihat Tuhan’. Karakter manusia yang mencoba menyeimbangkan keduanya. Meskipun pada kenyataannya, dalam organisasi ini akan ditemui beragam karakter yang pada dasarnya membuatnya lebih bersemarak dan dinamis. Mengutip seperti apa yang dikatakan oleh Bang Adam (ketua IMMAM keberapa gitu?) bahwa karakter di IMMAM sangat beraneka ragam, mulai dari yang gemar bersajadah sampai yang suka haram jadah, ada disini.
Pendeklarasian organisasi inipun cukup mengebohkan. Tidak main-main, sebuah organisasi mahasiswa dobel sektarian (yaitu Islam dan Medan) dilakukan di depan Universitas Kristen Maranatha. Yah, mereka berupaya menunjukkan eksistansi organisasi ini meskipun di daerah yang sebenarnya sangat tidak ada kaitannya dengan IMMAM sendiri. Hingga IMMAMpun bergerak dan berkembang pesat pada waktu itu dan masih ada sampai saat ini.
[maaf bila gaya penulisannya tidak formal dimaksudkan untuk membuat pembaca menikmati tulisan ini. Adapun kesalahan penulisan dan data, saya harapkan untuk pembaca koreksi sedetail mungkin. Terima kasih]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar