Andi Hendra Paluseri
Mahasiswa Teknik Tenaga Listrik
Institut Teknologi Bandung
Penguasa Tiran negeri Tunisia dan Mesir sudah teratasi. Namun, masih banyak penguasa tiran lain yang tetap bercokol di posisinya sebut saja Ali Abdullah Saleh(Presiden Yaman),Kolonel Qadhafi(Presiden Libya) dan masih banyak lagi. Namun berita yang disampaikan oleh media-media dunia sekarang dianggap tidak fair oleh para saksi mata di Libya. Sebut saja media Aljazera, Eramuslim dan sebagainya dikatakan tidak mendapatkan berita yang benar dan cenderung pro-Barat. Kalau sudah seperti ini, masyarakat dunia tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perlu suatu penengah yang tepat untuk menyelesaikannya. Pasti bukan Barat karena citra mereka di penduduk negara muslim sudah sangat rusak.
Indonesia yang bisa disebut sebagai ‘Abang tertua’ di dunia muslim seharusnya yang paling bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai masalah ‘keluarga’ muslim dicampuri oleh tetangga yang kafir. Mungkin bisa menjadi penyidik dan pengawas akan masalah yang sebenarnya. Dengan begini, Indonesia akan mendapat dukungan dari semua pihak baik dari bangsa asing tersebut maupun rakyat dari negara yang sedang bergejolak. Untuk itu, Prajurit dan Bangsa Indonesiapun dituntut harus lebih dewasa dan bijaksana karena bertugas sebagai garda terdepan untuk menyelesaikan konflik-konflik negara muslim di dunia ini.
Coba saja kalau masalah Libya, Bahrain, Yaman dsb yang menjadi penengahnya adalah Indonesia, saya yakin dapat diselesaikan dengan damai dan tidak ada isu-isu negatif yang dicitrakan baik oleh pihak Moderat maupun Konservatif. Sebaliknya bila diselesaikan oleh pihak Barat, isu-isu konspirasi pasti merebak di negara yang bergejolak tersebut. Sayapun termasuk orang mempercayai adanya teori konspirasi yang dibuat oleh pihak barat.
Jangankan masalah penguasa tiran, masalah negeri penjajah ‘Israel’ yang menghancurkan Gaza dan Tepi Barat dengan kasat matapun bisa diselesaikan dengan Indonesia sebagai penengahnya. Kita tahu bahwa Kredibilitas Mahmud Abbas sangat memudar baik di Gaza maupun di Tepi Barat. Tidak mungkin penguasa Gaza yaitu Hamas akan selalu patuh terhadap Abbas yang memang sangat dekat dan cinta damai dengan pihak Israel. Perlu pihak lain untuk mengatasinya. Indonesia tentu saja mampu. Dengan Indonesia sebagai penengah konflik Palestina-Israel ini tentu dipandang sebagai pihak yang tepat oleh siapapun. Dengan begini, Israel sebagai bangsa bejatpun haruslah patuh terhadap hasil dan keputusan dari penyelidikan yang dilakukan oleh Indonesia.
Nah! pertanyaannya sekarang, Siapkah Prajurit Indonesia yang sekarang masih ‘nganggur’ kerja untuk diperbantukan sebagai Prajurit Dunia untuk menyelesaikan konflik-konflik di dunia muslim?, saya tidak tahu jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar