Ada yang tau kaum A’ad (bukan anak Elektro ITB 2007 lho yh ) . Yups Anda benar sekali (bila Anda menjawab dengan benar!). Kaum A’ad adalah umatnya nabi Hud. Itu lho cucunya nabi Nuh, nabi yang membuat bahtera raksasa karena umatnya yang membangkang sehingga dilenyapkan di muka bumi ini. Nah, setelah sekian lama selamat dan hidup sejahtera. Keturunan kaum nabi Nuh tersebut ada yang disebut Kaum A’ad, kaum yang mempunyai intelegensi sangat tinggi di zamannya. Saking cerdasnya, mereka mampu memahat gunung-gunung menjadi rumah mereka. Luar biasa. Berikut adalah dokumentasi gunung yang mereka pahat.
Wew, jauh lebih dahsyat daripada Candi Borobudur di Indonesia bukan?
Hmm, mungkin dengan teknologi yang biasa namun sudah mampu membuat rumah yang megah, adalah salah satu faktor yang membuat mereka menjadi kaum yang sombong. Yah, pelajaran untuk manusia sekarang bahwa sehebat apapun Anda, sudah selayaknya makin rendah hati. Ingat ilmu padi, makin merunduk makinditanduk berisi. Sikap sombong tersebut diperparah dengan tindakan syirik y yaitu Menyembah Berhala yang diberi nama Shamud dan Alhattar yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah.
Karena dakwah Nabi Hud diabaikan, maka Allah menghancurkan bangsa tersebut dengan berbagai macam siksaan dan azab. Siksaan dan azab diturunkan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa kelaparan dan kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan karena mereka tidak lagi memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya. Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu peringatan pertama dari Allah agar mereka sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Akan tetapi mereka tetap membangkang dan berpaling kepada ajaran dan da’wah nabi Hud as. Mereka bahkan pergi memohon kepada berhala-berhala mereka meminta perlindungan dari musibah yang mereka hadapi.
Kemudian turun siksaan dan azab yang kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal. Mereka menyambutnya dengan gembira karena mereka sangka akan turun hujan lebat yang akan membasahi ladang ladang mereka dan menyirami kebun kebun mereka. Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud: “Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah ku janjikan”
Dengan sekejap mata datanglah apa yang telah diramalkan Nabi Hud bahwa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh dan halilintar. Bencana angin taufan itu berlangsung selama tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak dan menghabiskan mereka dengan keadaan yang menyedihkan.
Setelah ribuan tahun terbenam di bumi, akhirnya para arkeolog berhasil menemukan tengkorak-tengkorak mereka. Alamak, tengkoraknya besar banget. Hal ini sudah cukup untuk mematahkan teori evolusi dari Darwin, yang mengatakan bahwa nenek moyang si Darwin berasal dari Monyet. Berikut dokumentasinya.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah kaum A’ad ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar