Pernahkah Anda mendengar suatu informasi bahwa ilmu yang didapat di bangku kuliah hanya dipakai kurang dari 10 persennya saja saat di dunia kerja?. Saya yakin pasti pernah. Memang hal tersebut beneran terjadi di dunia kerja. Dan itulah yang menjadi dasar para 'leluhur'/senior untuk memberitahukan semua itu kepada kita.
Berdasarkan fakta yang saya dapatkan dari diri pribadi dan teman-teman, ternyata informasi tersebut berdampak negatif terhadap perkembangan akademis. Kami (mungkin kita) yang awalnya begitu semangat berkuliah, setelah mendapatkan informasi ini lebih memilih mendapatkan softskill daripada hardskill. Soalnya berdasarkan informasi tersebut juga softskill nanti paling banyak digunakan di dunia kerja dan hardskill juga dapat difresh (nanti?).
Dengan begini, semangat mencari (baca:memahami) ilmupun berkurang. Anda akan merasakan betapa menderitanya harus mempelajari dari awal lagi ketika Anda sedang/sudah menjalani tingkat akhir. Alih-alih mendapatkan generasi pemuda yang pintar, kampus malah hanya akan menghasilkan pemuda/pemudi yang lemah (dalam pengetahuan ilmu khusus) sehingga mungkin saja untuk mendapatkan staf ahli dalam bidang tersebut, negara harus mengimpor para bule atau mata cipit dari luar negeri. Tentu hal ini sangat ironi, mengingat begitu banyak SDM yang tersedia di negara ini tidak dapat terberdayakan hanya karena informasi yang melemahkan semacam itu.
Nah! bagi Anda para mahasiswa baru yang masih lutu-lutunya menggali ilmu di kampus Anda, pesan saya raup sebanyak-banyaknya ilmu kuliah yang sedang Anda geluti. Tak perduli itu sulit atau tidak. Nikmati ilmu tersebut, sehingga bila Anda lulus dari kampus tidak ada rasa menyesal karena kurang mendapatkan ilmu yang seharusnya Anda gunakan untuk membangun bangsa Anda. Tetapi bukan berarti melupakan softskill. Saya yakin softskill juga penting untuk dikembangkan.
Berdasarkan fakta yang saya dapatkan dari diri pribadi dan teman-teman, ternyata informasi tersebut berdampak negatif terhadap perkembangan akademis. Kami (mungkin kita) yang awalnya begitu semangat berkuliah, setelah mendapatkan informasi ini lebih memilih mendapatkan softskill daripada hardskill. Soalnya berdasarkan informasi tersebut juga softskill nanti paling banyak digunakan di dunia kerja dan hardskill juga dapat difresh (nanti?).
Dengan begini, semangat mencari (baca:memahami) ilmupun berkurang. Anda akan merasakan betapa menderitanya harus mempelajari dari awal lagi ketika Anda sedang/sudah menjalani tingkat akhir. Alih-alih mendapatkan generasi pemuda yang pintar, kampus malah hanya akan menghasilkan pemuda/pemudi yang lemah (dalam pengetahuan ilmu khusus) sehingga mungkin saja untuk mendapatkan staf ahli dalam bidang tersebut, negara harus mengimpor para bule atau mata cipit dari luar negeri. Tentu hal ini sangat ironi, mengingat begitu banyak SDM yang tersedia di negara ini tidak dapat terberdayakan hanya karena informasi yang melemahkan semacam itu.
Nah! bagi Anda para mahasiswa baru yang masih lutu-lutunya menggali ilmu di kampus Anda, pesan saya raup sebanyak-banyaknya ilmu kuliah yang sedang Anda geluti. Tak perduli itu sulit atau tidak. Nikmati ilmu tersebut, sehingga bila Anda lulus dari kampus tidak ada rasa menyesal karena kurang mendapatkan ilmu yang seharusnya Anda gunakan untuk membangun bangsa Anda. Tetapi bukan berarti melupakan softskill. Saya yakin softskill juga penting untuk dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar