Selasa, 22 Maret 2011

Kebiadaban Tentara AS, Jasad Warga Sipil Afghanistan Dibuat “Mainan”


Majalah mingguan Jerman Der Spiegel membuat dunia gempar dengan publikasi terbarunya mengenai kebiadaban tentara Amerika di Afghanistan yang mempermainkan jasad warga sipil setelah mereka bunuh. Dengan publikasi foto tersebut, kontak masyarakat dunia khususnya penduduk Afghanistan terpancing kemarahannya. Belum lepas dari ingatan kita bahwa perilaku kebrutalan tentara Amerika beberapa waktu lalu yang melecehkan para tawanan di penjara Abu Ghraib di Irak yang akhirnya memicu aksi anti-AS di seluruh dunia. Namun seakan tak terkendali, peristiwa menjijikkan semacam ini terulang lagi.
Foto-foto yang dipublikasikan oleh Der Spiegel ini meresahkan para komandan militer AS yang khawatir akan terjadi gelombang kemarahan besar di dunia. Foto-foto tersebut diambil pada 2010 kemarin saat para tentara AS dari unit pasukan tank ‘US Stryker’ diduga dengan sengaja menembaki warga sipil Afghanistan di Provinsi Kandahar (sampah lah, dengan sengaja coba, membunuh orang di negerinya sendiri). Setelah dengan puasnya menembaki warga sipil, merekapun mempermainkan jasad penduduk yang tewas tersebut.
This image shows the body of Gul Mudin, the son of a farmer, who was killed on...
In this image, a different soldier poses with the same corpse. The US Army on...
Court martial proceedings are currently being prepared against 12 suspects....
Dari foto-foto tersebut tampak tentara AS tengah memotong bagian tubuh warga Afghanistan yang sudah tidak bernyawa lagi menjadi ‘Trophy’ bagi tentara tersebut. Mungkin masih banyak kejadian bejat lagi yang tidak sempat terekam oleh Media di sudut-sudut kota Afghanistan.
Bukan hanya kasus ini saja, dari kasus kejahatan lain,data yang berhasil didapatkan oleh Der Spiegel sekitar 4.000 foto dan video. Namun, Der Spiegel hanya mempublikasikan tiga foto tersebut yang sudah kelihatan sangat bejatnya perlakuan oleh para tentara tersebut.
Kasus lain misalnya, pada Mei 2010 lalu pasukan Amerika sedang berpatroli dan mendapati seoarng Mullah yang sedang berdiri di pinggir jalan. Kemudian Mullah tersebut dibawa ke pinggir selokan lalu disuruh berlutut. Sersan Calvin Gibss, yang memimpin patroli itu, menurut artikel Der Spiegel, lalu melemparkan granat ke arah mullah tadi, pada saat ia diperintahkan menembaknya. Setelah itu, Gibbs memotong kelingking dan mencabut satu gigi mullah yang ia bunuh itu. Setelah peristiwa ini dipublikasikan, tim patroli AS tersebut membela diri dengan mengatakan bahwa mereka “terpaksa” membunuh mullah tersebut karena mengancam mereka dengan granat.(wah, kurang cerdik dan licik apalagi coba!, udah terang-terangan ketahuan kebejatannya masih aja membela diri)
Pihak Militer Amerika berjuang keras untuk menutupi dan mencegah foto-foto kekejaman tentara mereka tidak tersebar luar ke publik. Sembari menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan karena beredarnya foto-foto tersebut. “Tindakan itu merupakan tindakan yang menjijikan bagi kita sebagai umat manusia, dan bertentangan dengan standar dan nilai-nilai yang berlaku di AS,” demikian pernyataan militer AS.
Sehubungan dengan kejadian pemublikasian foto-foto ini, pihak-pihak PBB dan warga keturunan asing diperintahkan untuk tidak keluar rumah atau kantor mereka. Ditakutkan akan terjadi serangan balasan oleh pihak Taliban dan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar