Jumat, 18 Maret 2011

Rumah Styrofoam: Langkah Preventif Dampak Gempa Bumi


Gempa bumi adalah gejala alam yang  tidak dapat ditolak kedatangannya dan sangatlah sulit untuk diketahui waktu terjadinya(sampai saat ini). Negara-negara yang menjadi langganan bertamu kejadian ini seharusnya sudah mampu mewaspadai berbagai dampak yang mungkin diakibatkan. Di Jepang, sebagai salah negara langganan gempa ada semacam program pembangunan rumah yang berbahan styrofoam. Dengan penggunaan bahan ini maka banyak keuntungan yang didapat selain lebih cepat, ringan dan murah (setidaknya untuk ukuran orang Jepang). Keuntungan lainnya adalah dapat mengurangi panas yang masuk sehingga dapat meminimalkan penggunaan AC, sirkulasi udara yang lebih baik, anti gempa dan tidak akan berkarat maupun lapuk dimakan usia dibandingkan dengan menggunakan besi dan kayu.
Rumah dari Styrofoam di Jepang
Rumah yang dibuat berbentuk sebuah kubah (dome) yang dapat dimodifikasi serta diaplikasikan ke segala macam kebutuhan, mulai dari rumah tinggal, bar, karaoke bahkan sampai spa. Untuk membangun satu buah rumah tinggal standar dengan ukuran 7,7 m (lebar) x 3,85 m (tinggi) atau luas sekitar 44 m2, hanya dibutuhkan waktu sekitar 7 hari dengan memakai 3-4 orang tetapi harga untuk satu buah rumah ini US$ 30.000 (sekitar Rp. 300 juta). Saat ini bahkan sudah didirikan sebuah perkampungan rumah kubah ini di Kyushu (Aso Farm Land Resort) yang mempunyai 480 rumah kubah.
Indonesia mungkin bisa meniru (eh bahasanya jangan meniru deh mending disebut improvisasi, ntar disangka plagiarisme :P ). Kenapa harus meniru? karena potensi gempa di Indonesia lebih rawan terhadap gempa. Indonesia dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin api Pasifik membentang diantara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan. Ia membentang dari mulai pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia baru dan kepulauan di Pasifik Selatan.
Rumah dari Styrofoam di Jepang
Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zone kegempaan dan gunung api aktif Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak.
Hmm, ini mungkin bisa menjadi lahan pekerjaan yang menantang dan memerlukan banyak SDM. Adakah yang mau memulai bisnis ini di Indonesia? Yah, mungkin saya ingin berkontribusi meskipun di kampus saya sudah beberapa tahun yang lalu menentang penggunaan bahan styrofoam di kampus :P

1 komentar:

  1. wah menarik ya, di desa saya mayoritas rumah kayu jadi tahan gempa jg mas. oya, saya jg senang menulis. ada pengalaman menhgasilkan uang dr hobi menulis gak mas? gimana caranya, bagi-bagi ilmu mas? saya punya 2 blog:
    http://aliefardi.wordpress.com/
    http://mendidikanakkita.blogspot.com/
    yang WP trafficnya 600-700, plg tinggi 720, tp blogspot susah amat dpt trafiif
    terimakasih. sukses mas. maassalamah

    BalasHapus